Studi Kasus Audit Sistem Informasi
AUDIT
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
4.1. Alasan dipilihnya framework COBIT
karena memberikan gambaran paling detil mengenai strategi dan kontrol dalam pengaturan proses teknologi informasi yang mendukung keselarasan strategi bisnis dan tujuan teknologi informasi (Sarno : 2009).
Bagi auditor, manfaat COBIT adalah membantu dalam mengidentifikasi isu-isu kendali TI dalam infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam memverifikasi temuan audit (Jogiyanto, Abdillah : 2011). Tahap awal dalam melakukan audit SI adalah perencanaan untuk menentukan ruang lingkup (Isa : 2012). Penentuan ruang lingkup audit dilakukan dengan cara mengidentifikasi tujuan strategi RSUD Kota Tasikmalaya melalui implementasi Balanced Scorecard (BSC).
Penggunaan BSC dikarenakan dapat mengukur strategi organisasi ke dalam empat perspektif; diantaranya: pelanggan, keuangan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan (Jogiyanto, Abdillah : 2011). Pada penelitian ini, penentuan ruang lingkup audit dilakukan berdasarkan perspektif pelanggan. Hal tersebut berdasarkan atas sistem yang akan diaudit adalah sistem pelayanan kesehatan terhadap pasien, dimana pasien merupakan pelanggan RSUD Kota Tasikmalaya.
Refrensi :
http://qaedigheganovicky.blogspot.com/2019/01/fungsi-dan-studi-kasus-audit-teknologi.html
(Studi
Kasus Pada RSUD Kota Tasikmalaya)
Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya termasuk pada klasifikasi Rumah Sakit
Umum Kelas B Non Pendidikan. Sejak tahun 2008, RSUD Kota Tasikmalaya sudah
menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Hal tersebut
merupakan tanggung jawab dari Sub Bagian SIMRS yang tercantum secara resmi pada
struktur organisasi RSUD Kota Tasikmalaya. SIMRS pada RSUD Kota Tasikmalaya
sudah didukung oleh Teknologi Informasi (TI) berupa infrastruktur (perangkat
komputer, server dan jaringan), sistem aplikasi beserta basis data. Sistem
aplikasi yang sudah digunakan terbatas pada lingkup sistem untuk pelayanan
kesehatan terhadap pasien, terutama sistem administrasi pembayaran.
Dari
hasil studi pendahuluan ditemukan bahwa sistem aplikasi untuk pelayanan
kesehatan terhadap pasien di RSUD Kota Tasikmalaya masih terkendala oleh
lambatnya proses Sistem Informasi (SI) yang menyebabkan pasien harus menunggu
lama dalam memperoleh layanan. Lamanya proses SI sering menyebabkan pasien
harus antri cukup lama dalam memperoleh layanan. Layanan data dari SI juga
sering dikeluhkan pasien karena ketidaksesuain dengan tagihan yang dikenakan
kepada pasien saat membayar di kasir. Penyebab terjadinya kesalahan dan
keterlambatan pemrosesan yang ada pada SI tersebut belum diketahui dengan
pasti. Sejauh ini, masalahmasalah tersebut dapat menghambat tujuan dari SIMRS
yang digunakan saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya.
Pihak
RSUD Kota Tasikmalaya terkendala dalam pembuatan rekomendasi pengembangan SI ke
depan. Rekomendasi tersebut bersifat penting karena dapat membuat RSUD Kota
Tasikmalaya lebih kompetitif dibandingkan dengan institusi kesehatan lainnya.
Guna membuat rekomendasi pengembangan SI dibutuhkan pengetahuan mengenai
tingkat kematangan SIMRS saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya. Pengetahuan
tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan audit terhadap SIMRS saat ini di RSUD
Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan latar
belakang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa RSUD Kota Tasikmalaya dituntut
untuk melakukan audit SIMRS, terutama pada lingkup sistem pelayanan kesehatan
terhadap pasien. Atas dasar itu, solusi yang ditawarkan adalah audit sistem
informasi menggunakan framework COBIT 4.1. Alasan dipilihnya framework COBIT
karena memberikan gambaran paling detil mengenai strategi dan kontrol dalam pengaturan proses teknologi informasi yang mendukung keselarasan strategi bisnis dan tujuan teknologi informasi (Sarno : 2009).
Bagi auditor, manfaat COBIT adalah membantu dalam mengidentifikasi isu-isu kendali TI dalam infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam memverifikasi temuan audit (Jogiyanto, Abdillah : 2011). Tahap awal dalam melakukan audit SI adalah perencanaan untuk menentukan ruang lingkup (Isa : 2012). Penentuan ruang lingkup audit dilakukan dengan cara mengidentifikasi tujuan strategi RSUD Kota Tasikmalaya melalui implementasi Balanced Scorecard (BSC).
Penggunaan BSC dikarenakan dapat mengukur strategi organisasi ke dalam empat perspektif; diantaranya: pelanggan, keuangan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan (Jogiyanto, Abdillah : 2011). Pada penelitian ini, penentuan ruang lingkup audit dilakukan berdasarkan perspektif pelanggan. Hal tersebut berdasarkan atas sistem yang akan diaudit adalah sistem pelayanan kesehatan terhadap pasien, dimana pasien merupakan pelanggan RSUD Kota Tasikmalaya.
Refrensi :
http://qaedigheganovicky.blogspot.com/2019/01/fungsi-dan-studi-kasus-audit-teknologi.html
Komentar
Posting Komentar